Rabu, 25 Maret 2015

Kotak Pandora

Hai....
Malam ini kita bercerita tentang kotak pandora... di antara gelak tawa yang mengurai kerinduan dan perih secara bersama. Kau ada disana dengan duniamu, sementara aku disini dengan duniaku. Ini sakit, bahkan dibawah langit yang sama kita lihat dan dengan udara yang sama kita hirup, kita tak pernah bisa saling menatap seolah ada dimensi ruang yang tercipta....
Ini bahkan belum selama lalu yang pernah kita jalani. Ini bahkan belum sepertiga nya tapi.... kita seolah tahu benang merah yang coba kita putus itu berubah menjadi magnet yang selalu tarik menarik. Yaaaa.... itulah kita. Selamanya akan itulah kita....
Tapi kamu suka, aku suka... kamu bahagia, aku tidak. Aku merajut benang setiap perih yang aku dapati... tidak, bukan aku tidak ingin mengakhirinya.... namun, pernahkan kau melihat di langit bulan benar benar hanya sendiri??? Bintang tak pernah membiarkannya bersinar tanpa ada yang menemani. Entah satu atau dua bintang, bulan tak pernah sendiri mengakhiri malam... itulah aku... aku sedang berjalan mencari sandaran, perlahan ke arah mu, untuk mengakhiri praharaku.
Aku tersenyum, ingat kembali percakapanmu sepintas lalu
"Aku tak kan pernah berucap ketika merindukanmu... "
Benar, kau tak pernah ungkap rasamu dengan katakata... namun kau selalu mencari jika tiba-tiba aku tiada.... itu rindumu padaku.....

Senin, 16 Maret 2015

Masa, Rindu dan Hujan

Kala itu hujan. Malam aku menunggumu di bangku kosong di tengah keramaian itu. Aku menyaksikan rintik yang terus turun sementara waktu terus berjalan tanpa ku tahu berapa lama saat itu aku menunggumu.
"Maaf... aku lagi-lagi membuatmu menunggu lama... "tiba-tiba pelukanmu memberi hangat pada tubuhku yang sudah mulai menggigil. Aku tak menoleh, hanya menutup kedua mataku  dan merasakan desah nafasmu di tengkukku.
"Jangan diam. Katakan jika kau marah dan kecewa padaku. Aku salah" ucapmu lagi. Kali itu aku menoleh, menangkupkan kedua tanganku yang dingin pada wajah sendunya.
"Aku marah. Kau membuatku lagi-lagi menunggu lama. Tahukah kau, menunggumu semakin menyiksa rinduku... "ucapku. Dia tersenyum, senyum yang selalu sama yang dia berikan sepanjang masa kami bersama.
"Aku tahu.... maka dari itu aku ada disini denganmu. Memelukmu agar rindu itu pergi menguap melebur dalam rintik hujan...."
"Apa kau pernah merasa takut, aku akan berhenti menunggumu dan berlalu pulang karena lelah menunggu?"
"Tidak, aku tidak takut kau berlalu pulang setelah menungguku. Aku akan merasa takut jika kau lelah menungguku lalu berhenti merindukanku...... " dan kau mengecup keningku lembut.....
Masa,rindu dan hujan kala itu menyimpan kenangan kita pernah mencinta kala itu....

Senin, 09 Maret 2015

Surat Cinta (kedua)

Aku ingat
Suatu hari aku pernah bertanya padamu. "Apa kita bisa terus berjalan bersisian dan bergandengan tangan?menapaki jalan yang terlalu banyak liku?" Kau hanya menatapku tersenyum lalu mengecup keningku. "Semua akan baik-baik saja" ucapmu.
Lalu aku ingat juga
Pernah suatu kali kau yang bertanya padaku,saat itu kau tautkan jemarimu pada jemariku dan kau kecup punggung tanganku lalu berucap "kita akan terus berjalan hingga ujungnya kita temukan.namun kita juga akan terus bersama walau ujungnya pun tak kunjung kita temukan.kau bisa bersabar kan?" Aku menatapmu,lalu berkata "tapi aku takut,jika ujungnya kita temukan kita akan sama-sama terluka" lalu aku terisak pelan. Kau tersenyum lalu memelukku. "Semua akan baik-baik saja" ucapmu lagi.
Kau tahu,setiap detik bersamamu irama nafasku tak menentu,detak jantungku berdegup kencang seolah sedang berkejaran oleh waktu yang akan kita habiskan.
Lalu kini saat ujung telah kita temukan dan kita sama-sama terluka, aku ingin sekali bertanya padamu "apakah semua akan tetap baik-baik saja? Sementara aku tertatih disini merindukanmu?"