Selasa, 24 Februari 2015

Surat Cinta Untukmu

Kini aku tengah dalam perjalanan. Telingaku tersumbat earphone yang memutar lagu2 favoritku. diantara nya adalah lagu yang pernah kau nyanyikan padaku.
Aku ingin menangis lalu melukiskan tangisanku pada embun di kaca sementara rintik hujan terus berlari berkejaran lalu melebur.... aku rindu padamu... rindu yang tak bisa kubiarkan menguap... rindu... yang hanya mampu kupendam...
Kau dimana? Kau sedang apa? Kau baik-baik sajakah? Sementara aq terus bertanya-tanya tanpa pernah tahu jawabnya.....
Aku masih terus memandangi lampu-lampu jalan yang kulewati,merasakan angin malam yang dingin...kesepian semakin memelukku seiring dengan melodi pilu dan rindu yang semakin mengiris hatiku... bayangmu pun seolah berubah menjadi seperti sebuah perisai kesatria malam yang siap dihunuskan ke jantung hatiku....rindu ini pun merubah lukisan sendu di wajahku menjadi sebuah isakan tertahan. Kau dan segalanya tentang kau. Melupakanmu, sama sulitnya ketika aku berusaha menolak untuk jatuh cinta padamu. Jika setiap inchi lekuk tubuhmu masih dapat kuingat dengan jelas,bagaimana aku bisa mengakui bahwa aku t'lah melupakanmu? Imaji dan akal sehatku lalu berkejaran dan saling menggoda. Menggelitik apa yang tersembunyi dalam kisi hati dan setiap nafas yang kuhembuskan.... memaksaku untuk membuka kotak pandora lalu kembali ke masa lalu???
Aku tersenyum. Lagi-lagi pilu. Ahhh kau sudah menjadi bagian kisah masa laluku. Hanya aku yang terlalu bodoh masih terikat pada masa itu dan berharap masa itu akan terus ada hingga kelak kita menua bersama.
Mimpiku....mimpimu...mimpi kita yang menginginkan kebebasan yang tak terbatas dan cinta yang tak perlu dunia tahu kini hanya akan menjadi seonggok cerita dalam surat cinta. Surat cinta yang tak pernah bisa kuberikan padamu....

Jumat, 13 Februari 2015

Kau (tak) Pernah Tahu

Ada yang tak kau tahu
Bahwa aku mencintaimu dengan hatiku..
Tak menghiraukan bencana apa yang kucipta diantaranya
Tapi aku menggenggam erat jemarimu
Dan mendekap ragamu....
Ada yang tak kau tahu
Karenamulah harapanku tercipta
Dan impianku ada...
Tak perdulikan kecewa apa yang kan nyata
Ada yang tak kau tahu
Kubiarkan cintaku padamu tak berkesudahan
Itu mauku dan aku tak sangsikan
Biarkan jika sakit harus kudapati karenanya....
Kau pernah berkata
Tak ada yang indah terlihat jika ku menangis
Kau pernah berkata
Katakan apa yang ingin aku katakan
Karena sakit tak kan tercipta dari sebuah kejujuran...
Lalu tak apa kan,
Jika kini kukatakan
Aku mencintaimu di antara sakit yang kurasa, diantara luka yang ada dan harapan yang sirna......

Senin, 09 Februari 2015

Katamu (dan kataku...)

Pada malam kau bersembunyi
Lewat nyanyian angin yang menguntai kata kau bercerita...
Katamu kau lelah...
Kataku bukanlah lelah yang tengah kau rasakan...
Tetapi putus asa...
Katamu kau tak bisa percaya lagi
Kataku bukanlah soal ingkar yang kau pikirkan....
Tetapi kau meragu.....
Katamu kau ingin merasakan sendiri
Kataku bukanlah ingin kau nikmati kesendirian
Tetapi kau menyepi....
Jika benar yang kau katakan, kau lelah...
Kemarilah dan bersandar pada pundakku...
Jika benar yang kau katakan, kau tak bisa percaya lagi...
Kemarilah lalu dekap aku dan dengarkan detak jantungku
Yang iramanya tak lagi harmoni karena dera nafasmu...
Jika benar yang kau katakan, kau ingin sendiri....
Kemarilah dan tautkan jarimu ke jariku
Dapatkah kau lepaskan untaian jemari kita begitu saja....
Aku tak apa kau jadikan dia...
Selama adaku bisa menyadarkanmu
Percayalah padaku,
Sesungguhnya cintamu adalah dia..
Sebagian hidupmu adalah dia...
Aku hanyalah pelengkap cerita dari kisahmu...
Yang dituliskan Tuhan untuk menepis ragumu padanya
Aku hanyalah seseorang yang dapat kau lupakan seiring kau memejamkan mata dan terlelap...
Seseorang yang mencintai walau hanya bayangmu.....


Rabu, 04 Februari 2015

Malam....

Malam...
Kau hanya gelap...
Terkadang menciptakan sunyi yang menyiksa rinduku...
Terkadang kau menyentuh seutas kenangan masa laluku...
Lalu menciptakan riak riak sesal di hatiku...
Kau adalah malamku, Tuan...
Pernahkah kau merasa rindu?
Padaku yang telah berjalan berbalik arah...
Walau sesekali menoleh...
Walau sesekali menangis karena lelah menahan rindu...
Namun tak dapat berbalik kemudian  berlari
Memeluk lalu mencumbumu lagi...
Tuan, cerita kita tak bisa kulupakan begitu saja
Kita pernah bahagia dalam malam
Kita pernah tertawa,menangis dan bercumbu dalam kelam...
Malam....
Kau melukiskan ceritaku bersama Tuan..
Diantara gugusan rasi bintang...
Malam tolong kau hantarkan rinduku yang menyiksa ini pada Tuan.....